Di sebuah dusun hidup seorang penjunan. Laki-laki separuh baya ini memiliki kegemaran menciptakan berbagai jenis gerabah. Hampir seluruh perabotan di rumahnya merupakan hasil karyananya.
Setiap kali ingin menciptakan suatu bentuk gerabah, laki-laki ini sangat cermat memikirkannya mulai dari desain awal, sampai finishingnya. Dia merancang dengan seksama, tujuan dan fungsi dari setiap gerabah yang akan dibuatnya. Tidak itu saja bahkan dia juga sudah mempersiapkan tempat dimana gerabah tersebut akan diletakkan.
Sebagai pencipta gerabah yang teliti dia sangat memperhatikan keadaan dan mengenali satu persatu karyanya. Laki-laki ini tidak pernah menjual karyanya tersebut kepada orang lain. Hanya orang-orang tertentu yang diberi kesempatan untuk memiliki gerabah buatan tangannya. Orang-orang tesebut haruslah orang yang dia percaya memiliki kegemaran yang sama dengannya, yang dipercaya mampu menjaga dan merawat karyanya sama seperti yang dia lakukan. Bahkan tidak jarang dia selalu berpesan ulang untuk menjaga karyanya dengan baik. Selain itu dia juga selalu berpesan lebih baik mengembalikan gerabah tersebut kepadanya jika sudah tidak dibutuhkan daripada disia-siakan.
Demikianlah laki-laki ini menjalani kehidupannya. Semua garabah yang dikoleksinya tampak bergitu berbahagia tinggal bersama laki-laki tersebut. Masing-masing gerabah digunakan sebagaimana fungsinya sejak awal diciptakan. Ada ikatan antara si penjunan ini dengan setiap ciptaanya, karena begitu dekatnya mereka.
Suatu hari laki-laki ini tiba-tiba mengambil tanah liat dan mulai membentuk sebuah gerabah dengan bentuk yang sangat istimewa. Selain dibuat dengan bentuk yang istimewa gerabah ini juga dihiasi dengan lukisan yang sangat cantik sehingga menjadikannya sebagai gerabah yang terindah diantara gerabah lainnya. Rupanya si penjunan sengaja membuat gerabah ini begitu istimewa dengan tujuan sebagai penghibur dirinya disaat dia jenuh, lelah atau sedih. Dia bisa merasa terhibur setelah melihat gerabah yang begitu indah ini. Sebagai ciptaan yang istimewa, si penjunan juga sudah menyediakan tempat yang istimewa untuknya, sebuah rak dengan ukiran yang indah telah disiapkan. Sebagai barang yang istimewa si penjunan berniat menempatkannya di sudut ruang tamu miliknya, yang berhadapan langsung dengan kursi santai tempat favoritnya menghabiskan waktu setelah berkerja hingga sesaat sebelum tidur.
Beberapa hari kemudian si penjunan kedatangan seorang pengelana. Pengelana ini hendak menumpang sehari dua hari sebelum melanjutkan perjalanannya. Dengan senang hati si penjunan menjamu pengelana tersebut. Tanpa ragu pengelanapun bertanya tentang banyaknya koleksi gerabah yang menghiasi setiap sudut rumah si penjunan. Pertanyaanpun terhenti saat matanya tertuju pada gerabah tercantik di sebuah rak istimewa di sudut ruang tamu. Iapun segera melangkah menghampiri dan mengamatinya dengan seksama.
Sejak saat itu dan seterusnya si pengelana tidak banyak bertanya hanya pandangan matanya tak bisa lepas dari gerabah istimewa itu. Si penjunanpun mengetahui bahwa si pengelana sedang jatuh hati pada gerabah istimewanya itu. Mengetahuinya si penjuan hanya tersenyum.
Tidak disadari rencana untuk tinggal satu, dua hari kini telah berlalu satu minggu. Selama itu pengelana tampak rajin membantu si penjunan mengerjakan pekerjaannya menciptakan gerabah. Kini tiba waktunya bagi si penjunan untuk mengantarkan gerabah yang telah dipesan sahabat lamanya beberapa waktu lalu. Si penjunan meminta si pengelana untuk menginap beberapa waktu lagi satidaknya sampai ia kembali. Tanpa pikir panjang si pengelana segera menyanggupinya.
Saat sendiri di rumah tersebut si pengelana sering kali mengamati dan mendekati gerbah istimewa di sudut ruang tamu itu. Kali ini ia memberanikan diri untuk membuka rak kaca tempat gerabah istimewa itu diletakkan. Dengan hati-hati dia membuka, lalu perlahan meraihnya dengan kedua tangannya, dan saat itu tiba-tiba terdengar suara kucing yang melintas diatas pelapon mengejar seekor tikus. Serentak si pengelana terkejut dan menyebabkan gerabah cantik itu terantuk dengan pinggiran rak tempatnya diletakan.
Dengan was-was dan diliputi rasa bersalah mendalam si pengelanapun mengamati gerabah cantik itu dan tampak retakan halus di bagian yang terbentur tadi. Sambil panik si pengelana berusaha untuk menutupi retakan itu hal hasil retakannya semakin jelas, gerabah yang semula tampak begitu indah kini berubah. Setelah mengupayakan berbagai cara namun hasilnya tetap nihil dan malah semakin parah, pengelanapun mulai putus asa. Iapun merenung beberapa saat lalu bergegas merapikan barang bawaannya. Rupanya ia berniat pergi meninggalkan rumah si penjunan. Pikirnya ia harus segera pergi mengumpulkan uang yang banyak untuk dapat menebus kesalahannya itu. Setelah meletakan gerabah itu pada tempatnya dan berpamit iapun segera bergegas pergi, tanpa meninggalkan pesan apapun untuk si penjunan.
Keesokan harinya si penjunan tiba, sambil membawa beberapa buah tangan untuk si pengelana sebagai bentuk terima kasih karena telah membantunya menjaga rumah. Wajah cerianya seketika berubah menjadi wajah penuh tanda tanya ketika didapatinya rumah kosong tanpa penghuni dan tidak terkunci. Rasa binggung, cemas dan kesalpun menjadi satu, sambil terus memanggil dan mencari si pengelana di sekeliling rumah. satu jam berputar-putar dan tidak ditemukan juga, si penjunan menghentikan pencariannya. Ia kemudian menyelidiki adakah barang-barangnya yang hilang. Hasilnya semua barang tetap utuh pada tempatnya masing-masing, sampai ia mendekati gerabah kesayangannya. Ia tertegun sesaat melihat gerabah kesayangannya berubah menjadi buruk rupa. Dengan sedih hati ia mengambil gerabah itu dan perlahan mengelusnya sambil berkata apa yang sebenarnya terjadi?
Dalam kebingungannya ia sangat menyayangkan tindakan yang diambil oleh si pengelana, andai saja ia bisa tetap tinggal dan memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Si penjunan sebenarnya telah berniat memberikan gerabah cantik itu kepada si pengelana asal saja dia mau berterusterang mengatakan isi hatinya dan bisa menyakinkannya jika ia sanggup menjaga dan merawat gerabah kesayangannya itu sebagaimana dia merawatnya. Si penjunan hanya bisa berasimsi bahwa si pengelana melakukan hal itu, sebab ia tidak yakin akan diberi kesempatan untuk memiliki gerabah cantik itu, kemudian merusaknya dan pergi sejauh-jauhnya.
0 comments:
Post a Comment