Semut Yang Egois |
Diceritakan suatu ketika ada seekor semut muda yang belajar berkelana bersama ayah dan koloninya. Ini merupakan perjalanan pertama bagi si semut muda karena sebelumnya dia hanya berdiam di sarang saja bersama ibu dan adik-adiknya. Segala sesuatu yang dilihatnya selama dalam perjalanan adalah sesuatu yang baru, tak jarang membuat si semut terlena. Hingga suatu ketika si semut kehilangan jejak ayah dan koloninya. Si semut panik dan berusaha semampunya untuk dapat menemukan ayah dan koloninya, tapi karena kurang pengalaman si semut pun semakin jauh dan tersesat di suatu tempat terasing.
Setelah mencari cukup lama dan sudah menempuh perjalanan yang jauh si semut muda pun mulai putus asa. Si semut mulai merasa lapar, haus, merasa terasing dan tak berkawan. Dengan sisa tenaga yang masih tersisa si semut tetap berusaha bertahan hidup, sambil tertatih si semut berusaha mencari dan menemukan sesuatu yang dapat di makan. Tiba-tiba mulai terdengar suara canda tawa riang gembira, dengan langkah gontai si semut pun berusaha mencari sumber suara itu, tapi semakin mendekat suara canda itupun semakin hilang. Ternyata suara itu berasal dari canda tawa para permen dalam sebuah toples kaca. Saat si semut tiba di dekat toles suara canda itu tidak terdengar lagi karena hanya masih tersisa satu permen saja. Aroma permen yang begitu manis membuat si semut muda bertambah lapar dan segera bergegas masuk kedalam toples kaca.
Beberapa waktu kemudian si semut muda berhasil masuk kedalam toples dan bertemu dengan si permen. Melihat paras ayu si permen si semut pun jatuh hati dan lupa dengan rasa laparnya. Si semut memutar otak kecilnya untuk bisa membuka pembicaraan dengan si permen. Percakapan pun dimulai dan mereka mulai akrab satu sama lain.
Si permen merasa nyaman dengan semut yang sekarang menemaninya. Rasa nyaman diantara mereka berdua membuat si semut dan permen mulai membuka diri dan mulai membahas hal-hal yang bersifat pribadi. Si semut mulai bercerita bagaimana dia bisa sampai di dalam toples. Rasa iba pun muncul di hati si permen dan semakin bertambah ketika terdengar suara alarm dari perut si semut. Tak tega melihat semut yang hampir sekarat si permen mengijinkan semut untuk menghisap manis dari tubuhnya. Setalah si semut kenyang si permen mulai memberi tau si semut agar berhati-hati karena sang empunya sangat tidak suka dengan semut. Entah apa yang ada di kepala si semut tiba-tiba semut berkata “Ngak usah diusir. Kalo manisnya sudah hilang, semutnya juga akan pergi sendiri.” Si permen terperanjak kaget dan semakin shock ketika si semut langsung bergegas pergi meninggalkan permen seorang diri, tanpa basa-basi sedikitpun.
Permen gak bisa berbuat dan berkata-kata lagi. Hanya bisa menyesali diri. Betapa egoisnya semut itu! Harapan kecil permen adalah bisa di bawa semut kemanapun semut pergi, karena permen dengan rasa hambar tidak akan ada gunanya lagi selain di buang ditempat sampah oleh sang empunya.
Demikian cerita ini di buat berdasarkan status FB seorang teman (waktu itu) “Ngak usah diusir. Kalo manisnya sudah hilang, semutnya juga akan pergi sendiri”
By Denok
0 comments:
Post a Comment